Working Mom
Di Indonesia yang penuh dengan adat ketimuran, menjadi ibu pekerja kadang memicu komentar negatif. Dianggap menelantarkan anak atau tidak mau repot dengan pekerjaan rumah tangga menjadi salah satu stigma yang keran dilekatkan pada ibu pekerja. Padahal menjadi seorang ibu yang juga memiliki karier di luar rumah sama sekali bukan hal yang keliru. Justru dengan cara ini Anda bisa melakukan aktualisasi diri dan memiliki cara pandang serta pergaulan yang lebih luas, di mana hal tersebut penting juga untuk membesarkan anak.
Untuk menjadi ibu pekerja yang tetap dekat dengan buah hatinya, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan seperti berikut ini:

1. Kenalkan anak pada pekerjaan Anda 

Di usia satu atau dua tahun, anak sudah cukup bisa memahami perbedaan berbagai jenis profesi. Namun di sisi lain kadang dia masih belum sepenuhnya mengerti mengapa ibunya harus bekerja, sedangkan ibu teman-temannya yang lain bisa menemani sepanjang waktu. Inilah saatnya memperkenalkan pekerjaan Anda kepadanya. Sesekali ajak dia datang ke kantor, perkenalkan pada teman-teman Anda, beritahukan apa saja yang Anda lakukan selama di tempat kerja, dan ceritakan pula keasyikannya. 
Berikan pengertian pula bahwa Anda sangat dibutuhkan di posisi tersebut, sehingga datang ke kantor untuk bekerja adalah cara yang tepat dilakukan. Jangan memberi pengertian anak dengan menjadikan kondisi ekonomi keluarga sebagai alasan, misalnya ‘Ibu harus bekerja karena gaji ayahmu terlalu kecil’.

2. Pastikan anak berada di tempat yang nyaman selama Anda bekerja

Salah satu hal yang membuat anak membenci ibunya yang bekerja adalah karena dia harus menghabiskan waktu dengan tidak menyenangkan. Misalnya saja saat Anda menitipkannya di daycare, ternyata ia tidak cocok dengan para pengasuh dan teman-temannya. Bisa juga anak merasa terkekang dengan kakek nenek yang menjaganya karena selalu melarangnya melakukan berbagai hal. Untuk menghindari anak merasa stres setiap kali ditinggal kerja, sebaiknya Anda mencari tempat yang nyaman dan bisa membuatnya betah.

3. Tetap prioritaskan keluarga

Anda mungkin memang memiliki tanggung jawab yang sangat besar di kantor. Tapi ingatlah juga bahwa anak adalah tanggung jawab Anda, bukan tanggung jawab pengasuh atau kakek neneknya. Jadi saat si kecil sakit, ambillan cuti dan temani ia sepanjang hari. Ketika ada acara penting di sekolahnya, hindari untuk mewakilkannya kepada orang lain tapi datanglah sendiri. Cara ini akan membuat anak merasa bahwa ia tetap yang nomor satu bagi ibunya.

4. Tetap berkomunikasi sepanjang hari

Selama berada di kantor, sempatkan untuk menghubungi si kecil beberapa kali dalam sehari, misalnya saja saat ia pulang sekolah dan sebelum tidur siang. Telepon singkat atau panggilan video bisa membuat si kecil merasa diperhatikan. Biarkan anak menceritakan kegiatannya sehingga saat Anda pulang nanti, obrolan akan lebih nyambung.
Jangan menyalahkan diri sendiri karena harus meninggalkan anak untuk bekerja. Banyak kok, ibu pekerja yang sukses di kariernya sekaligus bisa mendidikan buah hatinya menjadi anak yang membanggakan, termasuk Anda!